Senin, 13 April 2015

laporan pemupukan kecambah sawit




PEMUPUKAN KECAMBAH SAWIT
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Budidaya Tanaman Kelapa Sawit)



OLEH
NAMA         : DEBI SETYAWAN
NPM             : 147215010
KELAS         : 1.a PERKEBUNAN
                                                                 



 













PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN
PDD POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI
BANYUASIN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di- karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).
     Para ahli telah membuat satu bagan yang menggambarkan multi guna kelapa
sawit dengam membuat “pohon industri kelapa sawit,” berdasarkan bagan industri dari produk hulu kelapa sawit dapat menghasilkan jenis-jenis produk sebagai berikut ; 1) Minyak sawit (CPO) yang menghasilkan carotene, tocopherol, olein, stearin, soap stok, dan free fatty acid, ; 2) Inti sawit menghasilkan minyak pati dan bungkil, ; 3) Tempurung menghasilkan arang dan bahan baku, ; 4) Serat menghasilkan bahan bakar dan sumber selulosa, ; 5) Tandan kosong digunakan sebagai sumber selulosa dan pupuk kompos, ; 6) Sludge digunakan sebagai komponen makanan ternak (Setyamidjaja, 2006).                                                                             
    Menurut Steqo (2010), benih unggul yang dihasilkan dari tahapan pemuliaan
memiliki beberapa kelas yaitu: Benih Penjenis (breeder seed), adalah material pembiak vegetatif yang dihasilkan langsung oleh peneliti. Benih ini digunakan sebagai benih dasar, Benih Dasar (foundation seed), adalah hasil turunan pertama dari benih penjenis. Identitas genetik maupun kemurniannya dijaga baik. Benih ini merupakan sumber dari semua benih sebar, dan yang teakhir adalah Benih Sebar, yaitu benih turunan dari benih dasar dan benih pokok yang langsung digunakan petani untuk dibudidayakan, untuk menghasilkan benih yang bersertifikat atau benih sebar yang terjamin mutunya, baik genetik maupun kemurniannya, pemerintah telah menentukan ketentuan pokok Benih sebar varietas tertentu selanjutnya akan digunakan sebagai bibit.
            Prenursery merupakan tahapan pertama sebelum main nursery. Pada tahap ini dilakukan dua tahap yaitu seleksi pertama dan seleksi kedua. Seleksi pertama dilakukan saat tanaman kelapa sawit berumur 2-4 minggu setelah tanam. Tanam seleksi yang kedua dilakukan saat tanaman kelapa sawit sesaat sebelum dipindahkan ke largebag (Tahap Main Nursery) yaitu pada umur 3-3,5 bulan. Pada tahap ini tanaman kelapa sawit yang abnormal, mati/rusak saat perngangkutan dan kelainan genetik harus dimusnahkan.
1.2 Tujuan Praktikum
1.      Untuk Mengetahui dosis pemupukan pada pembibitan sawit.
2.      Mengetahui cara pemupukan yang baik .



















BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan
1.      Pupuk npk
2.      Air
3.      Timbangan
4.      Ember
5.      Gelas ukur
6.      Sprayer

v  Tempat
Praktikum ini dilakukan di lahan AKN Banyuasin
v  Waktu
31/03/2015
2.2 Cara Kerja
1.      Siapkan alat yang diperlukan
2.      Takar air sebanyak 100 ml
3.      Timbang pupuk NPK 1 gram.
4.      Larutkan dalam air tersebut.
5.      Masukan dalam sprayer dan seprotkan pupuk pada daun.




BAB III
HASIL PENGA MATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan



 






Timbang pupuk 1 gram.                                  Pelarutan pupuk dengan air


 







Penyemprotan pupuk pada kecambah




3.2 Pembahasan
Pemupukan sangatlah penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman,untuk mempercepat pertumbuhan dan membantu  tanaman menjadi lebih subur dan tanah terhadap serangan hama penyakit.pada saat pemupukan ada hal – hal yang harus di perhitungkan saat melakukan pemupukan,seperti melihat keadaan suhu,cuaca dan waktu.saat kita melakukan pemupukan jika kita tidak melihat hal tersebut maka pemupukan akan sia-sia atau pun tanaman tidak dapat menerima nutrisi yang terkandung dalam pupuk tersebut.
Selait itu kita juga perlu memperhatikan dosis dan cara penerapan pemupukan pada tanaman ,di karenakan dosis dan cara penerapan pemupukan sangat mempengaruhi keberhasilan pemupukan dan mungkin terjadi difisiensi kelebihan unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut.
Pada prinsipnya Pemupukan di PRE NURSERY(Pembibitan awal) kelapa sawit tidak diperlukan namun dapat saja diberikan jika kondisi atau Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit tertekan dan lambat berkembang serta dijumpai adanya gejala kekurangan hara yang berat.Pemupukan Bibit Kelapa Sawit dapat dilakukan saat bibit telah berumur lebih dari 4 minggu setelah tanam yang diberikan dalam bentuk LIQUID (cair) dengan cara menyiram ketanah dalam babybag atau melalui penyemprotan daun.Jenis pupuk yang digunakan adalah UREA atau Pupuk Majemuk  15-15-6-4 dengan konsentrasi 0,2% atau setiap 2 gram pupuk dilarutkan dalam 1 liter air untuk 100 Bibit Kelapa Sawit yang dilakukan 2 kali dalam sebulan.
Tapi pada praktikum ini kami hanya memupuk 25 bibit kecambah sawit dan kami hanya memerlukan 0,5 gram untuk 25 kecambah tersebut,berhubung untuk pemupukan bibit kecambah sawit lain yang berjumlah 25 biji maka kami menggunakan 1 gram untuk bibit tersebut.Pemupukan Bibit Kelapa Sawit tidak boleh menggunakan pupuk dalam bentuk Granular (butiran) karena dapat menyebabkan kerugian dengan dengan efek kontak (Terbakar) pada Bibit Kelapa Sawit.
Pemupukan harus dikelola dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan pemupukan, mengingat biaya pemupukan merupakan salah satu komponen biaya produksi yang besar. , bahwa biaya pemupukan sekitar 40 – 60% dari biaya perawatan atau sekitar 20% dari total biaya produksi.  Efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk yang diserap tanaman.  Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah)  dengan tingkat produksi yang dihasilkan.  Efisiensi pemupukan  terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional.  Jadi peningkatan efektifitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan.
Disamping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara.   Hara yang diserap dari tanah berasal dari tanah itu sendiri dan dari pupuk yang diaplikasikan.    Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) Tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, (2) Tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang besar untuk tumbuh dan produksi tinggi, (3) Penggunaan varietas unggul yang membutuhkan hara lebih besar, (4) Unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke tanah.  Karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan produksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah.
Manfaat pupuk bagi tanaman
Manfaat pupuk terhadap sifat fisika tanah
1.      Memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur.
2.      Memudahkan dalam pengolahan tanah.
3.      Mengikat butiran-butiran tanah yang lepas (pada tanah pasir)
4.      Mengurangi erosi pada permukaan tanah karena pupuk berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah.
Manfaat Pupuk Terhadap Sifat Kimia Tanah
1.      Menyediakan unsur hara yang diperlukan bagi tanaman.
2.      Mengganti kehilangan unsur hara seperti N, P dan K yang diakibatkan oleh penguapan, aliran air permukaan (run off) atau diserap oleh tanaman
3.      Memperbaiki keasaman tanah.
4.      Menambah aktivitas mikroorganisme tanah.
Jenis pupuk berdasarkan cara aplikasi
Berdasarkan cara aplikasi di lapangan, pupuk digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar adalah pupuk yang diberikan pada tanaman
melalui akar atau tanah. Sedangkan Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan pada tanaman melalui daun dengan cara disemprotkan.
Jenis Pupuk Berdasarkan Komponen Utama Penyusun Pupuk
Berdasarkan komponen utama penyusun pupuk, pupuk dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tanaman dan mahluk hidup lain yang telah mengalami proses pembusukan (dekomposisi) oleh mikro-organisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur dan kadar airnya tidak serupa dengan bahan aslinya. Sedangkan Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat dari bahan mineral atau senyawa kimia melalui proses industri.
JENIS PUPUK BERDASARKAN BENTUKNYA
Berdasarkan bentuknya pupuk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat dapat dibedakan lagi menjadi pupuk berbentuk serbuk, butiran, tablet dan kapsul. Sedangkan pupuk cair dibedakan dari kekentalan dan konsentrasinya.
ENIS PUPUK BERDASARKAN KANDUNGAN UNSUR HARA
Pupuk Tunggal : pupuk yang hanya mengandung satu unsure hara saja (misalnya Urea, RP, MOP, Kieserit)
Pupuk Majemuk : pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara (misalnya NPK 12 : 12 : 17 : 2 + E, dll)
Peranan Nitrogen
Nitrogen (N) diserap dalam bentuk NO3 – dan ion NH4+. Nitrogen berperan sebagai salah satu komponen pembentukan klorofil (zat hijau daun), pembentukan lemak, asam nukleat, enzim, protein (asam amino) dan persenyawaan lainnya, memacu pertumbuhan tanaman terutama pada fase vegetatif.
Peranan Phosphor
Phosphor diserap dalam bentuk H2PO4-, HPO42- dan PO42-. Peranan Phosphor dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, pembentukan asam nukleat (DNA dan RNA), sebagai bahan dasar protein (ATP dan ADP), membantu asimilasi dan respirasi, merangsang pembelahan sel, mempercepat proses pembungaan dan pembuahan serta pemasakan biji dan buah, dapat mengurangi aborsi bunga.
Peranan Kalium
Ø Kalium (K) diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Kalium sangat berperan dalam metabolisme, diantaranya translokasi (pemindahan) gula pada pembentukan pati dan protein, juga membantu proses membuka dan menutup stomata (mulut daun).
Ø Peranan lainnya adalah memperluas pertumbuhan akar, memperkuat tubuh tanaman (daun, bunga dan buah) tidak gampang rontok, memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif, mengatur tata air tanaman, membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman dan membentuk antibodi tanaman terhadap penyakit serta kekeringan.










 BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1.      pemupukan harus memperhatikan suhu,cuaca,waktu dan dosis agar nutrisi yang di serap tanaman seimbang
2.      pada pembibitan prenusery ( pembibitan awal ) pemupukan di lakukan dengan penyembrotan pada daun
3.      pada pembibitan umur 2- 4 minggu pemupukan pada bibit dengan dosis 2gram per 100 ml air untuk 100 bibit