PROSES
PEMBUATAN KECAMBAH SAWIT
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Budidaya
Tanaman Kelapa Sawit)
OLEH
NAMA : DEBI SETYAWAN
NPM : 147215010
KELAS : 1.a PERKEBUNAN
PROGRAM
STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN
PDD
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
AKADEMI
KOMUNITAS NEGERI
BANYUASIN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di- karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman
penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang
lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat
menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya
hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).
Para ahli telah membuat satu
bagan yang menggambarkan multi guna kelapa
sawit dengam membuat “pohon industri kelapa sawit,” berdasarkan bagan
industri dari produk hulu kelapa sawit dapat menghasilkan jenis-jenis produk
sebagai berikut ; 1) Minyak sawit (CPO) yang menghasilkan carotene, tocopherol,
olein, stearin, soap stok, dan free fatty acid, ; 2) Inti sawit menghasilkan
minyak pati dan bungkil, ; 3) Tempurung menghasilkan arang dan bahan baku, ; 4)
Serat menghasilkan bahan bakar dan sumber selulosa, ; 5) Tandan kosong
digunakan sebagai sumber selulosa dan pupuk kompos, ; 6) Sludge digunakan
sebagai komponen makanan ternak (Setyamidjaja, 2006).
Menurut Steqo (2010), benih unggul yang dihasilkan dari tahapan pemuliaan
memiliki beberapa kelas yaitu: Benih Penjenis (breeder seed), adalah material pembiak vegetatif yang dihasilkan
langsung oleh peneliti. Benih ini digunakan sebagai benih dasar, Benih Dasar (foundation seed), adalah hasil turunan
pertama dari benih penjenis. Identitas genetik maupun kemurniannya dijaga baik.
Benih ini merupakan sumber dari semua benih sebar, dan yang teakhir adalah
Benih Sebar, yaitu benih turunan dari benih dasar dan benih pokok yang langsung
digunakan petani untuk dibudidayakan, untuk menghasilkan benih yang
bersertifikat atau benih sebar yang terjamin mutunya, baik genetik maupun
kemurniannya, pemerintah telah menentukan ketentuan pokok Benih sebar varietas
tertentu selanjutnya akan digunakan sebagai bibit.
Prenursery merupakan
tahapan pertama sebelum main nursery. Pada
tahap ini dilakukan dua tahap yaitu seleksi pertama dan seleksi kedua. Seleksi
pertama dilakukan saat tanaman kelapa sawit berumur 2-4 minggu setelah tanam.
Tanam seleksi yang kedua dilakukan saat tanaman kelapa sawit sesaat sebelum
dipindahkan ke largebag (Tahap Main
Nursery) yaitu pada umur 3-3,5 bulan. Pada tahap ini tanaman kelapa sawit
yang abnormal, mati/rusak saat perngangkutan dan kelainan genetik harus
dimusnahkan.
1.2 Tujuan Praktikum
1.
Agar mahasiswa mengetahui cara baga pembuatan kecambah
sawit yang unggul.
2.
Agar mahasiswa megetahui tehnik,alat,dan kegiatan yang
di lakukan.
BAB II
METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
1. Kertas
2. Pena
3. Camera
4. dll
v Tempat
Praktikum ini dilakukan BALAI
PENELITIAN SUMBAWA
v Waktu
09/03/2015
2.2 Cara Kerja
1.
Mendengarkan apa yang di informasikan oleh petugas
2.
Menlihat satu per satu cara pemrosesan kecambah
3.
Mencatat kegiatan apa saja
BAB III
HASIL PENGA MATAN
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Pengeringan kecambah
Perendaman
biji
3.2 Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kami melakukan survey ke balai penelitian sumbawa dan kami
melihat bagai mana proses pembuatan kecambah sawit. Di balai penelitian tidak
membuat dari biji /membuat dalam bentuk yang masih mempunyai daging buah ujar
pak Utoyo,di balai penelitian merekan memesan biji yang sudah siap di proses
dari PPKS Medan.
Pemesanan
/ pembelian dari PPKS Medan tidak lah mudah,Balai Penelitian harus membuat
serangkaian kegiatan dan surat- surat yang menjadi penyambung dari PPKS Medan
ujar pak Utoyo. Beliau menerangkan bagai mana cara pemrosesan kecambah sawit
hingga menjadi bibit yang baik.
Berikut
cara - cara / kegiatan yang di lakukan
dalam pembuatan kecambah sawit :
1. Benih
direndam dalam ember / bak yang telah di sediakan berisi air bersih selama
kurang lebih satu minggu air tidak boleh keruh / kotor dan setiap hari air harus diganti dengan air
yang baru.
2. Setelah
benih direndam,sebelum pengangkatan benih di cuci bersih hinga 2 – 3 x
pencucian ,setelah di cuci benih kemudian di rendam deengan dhytane m 45 agar
tidak terserang jamur. benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh
selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air
dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
3. Selanjutnya
benih disimpan di dalam kantong plastic berukuran panjang 65 cm yang dapat
memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan
melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut
dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang
pengecambahan yang suhunya 39 0C.
4. Benih
diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya
dan semprotlah dengan air dengan menggunakan gunakan hand mist sprayer
agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih
Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa
kelembabannya.
5. Setelah
melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan
letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti
semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama
15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan
ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak
berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.
Perkecambahan
benih kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan
morfologi, fisiologi dan biokimia. Pak utoyo menyatakan bahwa pada proses
perkecambahan terjadi proses imbibisi, aktivasi enzim, inisiasi pertumbuhan
embrio, retaknya kulit benih dan munculnya kecambah. faktor genetik dan
lingkungan menentukan proses metabolisme perkecambahan. Faktor genetik yang
berpengaruh adalah komposisi kimia, kadar air, enzim dalam benih dan susunan
fisik atau kimia dari kulit benih. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap proses perkecambahan adalah air, gas, suhu, dan cahaya. Benih kelapa
sawit sangat sulit untuk berkecambah dan tidak dapat tumbuh serempak, hal ini
disebabkan oleh karena benih mempunyai sifat dormansi akibat endokarpnya yang
tebal dan keras, bukan disebabkan oleh embrionya yang dorman pada tempurung
benih kelapa sawit mengandung kadar lignin yang cukup tinggi yaitu 65.70%.
Adanya inhibitor tersebut dapat menjadi salah satu penyebab lamanya benih
kelapa sawit berkecambah.
Itulah rangkaian
kegiatan yang di lakukan di Balai Penelitian Sumbawa dalam membuat kecambah
sawit,ada 1 kegiatan yang tidak dapat kami lihat yaitu kegiatan
sortasi.sebabnya dalam kegiatan sortasi tempat dan keadaan harus seteril.
BAB
IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
1.
Pada proses pembuatan kecambah hal yang harus di
perhatikan ialah kebersihan dan ketelitian .
2.
Pembuatan perkecambahan umumnya biji berkecambah pada
minggu ke 2- ke 4
3.
Kecambah yang baik umumnya berkecambah paling lama 80
hari dan selebih nya kecambah tidak di anjurkan untuk di tanam.
DAFTAR PUSTAKA
Agustira,
M. A., A. Kurniawan, Dja’far, D. Siahaan, L. Buana, dan T. Wahyono,
2008. Tinjauan Ekonomi Industri Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
Medan.
Balitbang
Pertanian, 1992. Lima Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Pertanian, Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar