Sabtu, 16 Mei 2015

proses pembuatan kecambah sawit




PROSES PEMBUATAN KECAMBAH SAWIT
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Budidaya Tanaman Kelapa Sawit)



OLEH
NAMA         : DEBI SETYAWAN
NPM             : 147215010
KELAS         : 1.a PERKEBUNAN
                                                                 




 













PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN
PDD POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI
BANYUASIN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di- karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).
     Para ahli telah membuat satu bagan yang menggambarkan multi guna kelapa
sawit dengam membuat “pohon industri kelapa sawit,” berdasarkan bagan industri dari produk hulu kelapa sawit dapat menghasilkan jenis-jenis produk sebagai berikut ; 1) Minyak sawit (CPO) yang menghasilkan carotene, tocopherol, olein, stearin, soap stok, dan free fatty acid, ; 2) Inti sawit menghasilkan minyak pati dan bungkil, ; 3) Tempurung menghasilkan arang dan bahan baku, ; 4) Serat menghasilkan bahan bakar dan sumber selulosa, ; 5) Tandan kosong digunakan sebagai sumber selulosa dan pupuk kompos, ; 6) Sludge digunakan sebagai komponen makanan ternak (Setyamidjaja, 2006).                                                                             
    Menurut Steqo (2010), benih unggul yang dihasilkan dari tahapan pemuliaan
memiliki beberapa kelas yaitu: Benih Penjenis (breeder seed), adalah material pembiak vegetatif yang dihasilkan langsung oleh peneliti. Benih ini digunakan sebagai benih dasar, Benih Dasar (foundation seed), adalah hasil turunan pertama dari benih penjenis. Identitas genetik maupun kemurniannya dijaga baik. Benih ini merupakan sumber dari semua benih sebar, dan yang teakhir adalah Benih Sebar, yaitu benih turunan dari benih dasar dan benih pokok yang langsung digunakan petani untuk dibudidayakan, untuk menghasilkan benih yang bersertifikat atau benih sebar yang terjamin mutunya, baik genetik maupun kemurniannya, pemerintah telah menentukan ketentuan pokok Benih sebar varietas tertentu selanjutnya akan digunakan sebagai bibit.
            Prenursery merupakan tahapan pertama sebelum main nursery. Pada tahap ini dilakukan dua tahap yaitu seleksi pertama dan seleksi kedua. Seleksi pertama dilakukan saat tanaman kelapa sawit berumur 2-4 minggu setelah tanam. Tanam seleksi yang kedua dilakukan saat tanaman kelapa sawit sesaat sebelum dipindahkan ke largebag (Tahap Main Nursery) yaitu pada umur 3-3,5 bulan. Pada tahap ini tanaman kelapa sawit yang abnormal, mati/rusak saat perngangkutan dan kelainan genetik harus dimusnahkan.
1.2 Tujuan Praktikum
1.      Agar mahasiswa mengetahui cara baga pembuatan kecambah sawit yang unggul.
2.      Agar mahasiswa megetahui tehnik,alat,dan kegiatan yang di lakukan.







BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan
1.      Kertas
2.      Pena
3.      Camera
4.      dll
v  Tempat
Praktikum ini dilakukan BALAI PENELITIAN SUMBAWA
v  Waktu
09/03/2015
2.2 Cara Kerja
1.      Mendengarkan apa yang di informasikan oleh petugas
2.      Menlihat satu per satu cara pemrosesan kecambah
3.      Mencatat kegiatan apa saja









BAB III
HASIL PENGA MATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


 
 


  Pengeringan kecambah










Perendaman biji                                            








 












3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan survey ke balai penelitian sumbawa dan kami melihat bagai mana proses pembuatan kecambah sawit. Di balai penelitian tidak membuat dari biji /membuat dalam bentuk yang masih mempunyai daging buah ujar pak Utoyo,di balai penelitian merekan memesan biji yang sudah siap di proses dari PPKS Medan.
Pemesanan / pembelian dari PPKS Medan tidak lah mudah,Balai Penelitian harus membuat serangkaian kegiatan dan surat- surat yang menjadi penyambung dari PPKS Medan ujar pak Utoyo. Beliau menerangkan bagai mana cara pemrosesan kecambah sawit hingga menjadi bibit yang baik.
Berikut cara -  cara / kegiatan yang di lakukan dalam pembuatan kecambah sawit :
1.      Benih direndam dalam ember / bak yang telah di sediakan berisi air bersih selama kurang lebih satu minggu air tidak boleh keruh / kotor  dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.

2.      Setelah benih direndam,sebelum pengangkatan benih di cuci bersih hinga 2 – 3 x pencucian ,setelah di cuci benih kemudian di rendam deengan dhytane m 45 agar tidak terserang jamur. benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.

3.      Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastic berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang  pengecambahan yang suhunya 39 0C.


4.      Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air  dengan menggunakan gunakan hand mist sprayer agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.

5.      Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.

Perkecambahan benih kelapa sawit merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Pak utoyo menyatakan bahwa pada proses perkecambahan terjadi proses imbibisi, aktivasi enzim, inisiasi pertumbuhan embrio, retaknya kulit benih dan munculnya kecambah. faktor genetik dan lingkungan menentukan proses metabolisme perkecambahan. Faktor genetik yang berpengaruh adalah komposisi kimia, kadar air, enzim dalam benih dan susunan fisik atau kimia dari kulit benih. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses perkecambahan adalah air, gas, suhu, dan cahaya. Benih kelapa sawit sangat sulit untuk berkecambah dan tidak dapat tumbuh serempak, hal ini disebabkan oleh karena benih mempunyai sifat dormansi akibat endokarpnya yang tebal dan keras, bukan disebabkan oleh embrionya yang dorman pada tempurung benih kelapa sawit mengandung kadar lignin yang cukup tinggi yaitu 65.70%. Adanya inhibitor tersebut dapat menjadi salah satu penyebab lamanya benih kelapa sawit berkecambah.
Itulah rangkaian kegiatan yang di lakukan di Balai Penelitian Sumbawa dalam membuat kecambah sawit,ada 1 kegiatan yang tidak dapat kami lihat yaitu kegiatan sortasi.sebabnya dalam kegiatan sortasi tempat dan keadaan harus seteril.




 BAB IV 
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan

1.      Pada proses pembuatan kecambah hal yang harus di perhatikan ialah kebersihan dan ketelitian .
2.      Pembuatan perkecambahan umumnya biji berkecambah pada minggu ke 2- ke 4
3.      Kecambah yang baik umumnya berkecambah paling lama 80 hari dan selebih nya kecambah tidak di anjurkan untuk di tanam.


















DAFTAR PUSTAKA

Agustira, M. A., A. Kurniawan, Dja’far, D. Siahaan, L. Buana, dan T. Wahyono, 2008. Tinjauan Ekonomi Industri Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
Balitbang Pertanian, 1992. Lima Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Republik Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar