PEMBIBITAN KARET DI PTPN VII MUSI
LANDAS
(Laporan Praktikum Mata Kuliah
Teknologi Benih)
OLEH
NAMA : DEBI SETYAWAN
NPM : 147215010
KELAS : 1.a PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI TANAMAN PERKEBUNAN
PDD POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI
BANYUASIN
2014
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII Musi Landas adalah salah satu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perkebunan Indonesia. Perseroan di Musi Landas
, propinsi Sumsel, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dan Akte Notaris tanggal 11 Maret 1996.
PTPN VII (Persero) merupakan penggabungan dari PT Perkebunan X (Persero), PT
Perkebunan XXXI (Persero), Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di
Kabupaten Lahat dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di
Propinsi Bengkulu. Visi PTPN VII (persero) adalah menjadi perusahaan agribisnis
berbasis karet.. Sementar misi PTPN VII (persero) adalah (1) menjalankan usaha
perkebunan karet menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang
efektif serta ramah lingkungan; (2) Mengembangkan usaha industri yang
terintegrasi dengan bisnis inti (karet) dengan menggunakan teknologi terbarukan;
(3) Membangun tata kelola usaha yang efektif; (4). Mewujudkan daya saing guna
menumbuh kembangkan perusahaan, dan (5) Memelihara dan meningkatkan stakeholders
value.
Tanaman karet (Hevea brasiliensis
Muell Arg) merupakan tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Selain
sebagai sumber devisa negara non-migas, karet juga menjadi sumber penghasilan
hidup bagi para petani. Sumber devisa ini dikembangkan melalui peningkatan
efisiensi pengolahan dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, tenaga
kerja, modal dan teknologi yang tersedia. Tanaman tahunan ini dapat disadap
getah karetnya pertama kali pada umur tahun ke-4. Dari getah tanaman karet
(lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran karet ( sheet ), bongkahan ( kotak ), atau karet
remah (crumb rubber ) yang merupakan
bahan baku industri karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya hendak
diremajakan, juga dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk membuat
rumah, furniture dan lain-lain. Produk-produk karet tersebut umumnya diekspor.
Ekspor getah karet Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk
bahan baku industri ( sheet, crumbrubber, SIR) dan produk turunannya
seperti ban, komponen, dan sebagainya (Direktorat Jenderal Bina Produksi
Perkebunan, 2003). Indonesia pernah menjadi produsen karet nomor satu di dunia,
namun saat ini posisi Indonesia tersaingi oleh dua negara tetangga yaitu
Thailand dan Malaysia.
Peningkatan produksi karet dapat
dilakukan dengan penerapan teknologi budidaya yang dianjurkan, mulai dari pemilihan
bibit, penanganan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen
dan pascapanen (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2003).
Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbanyak bibit tanaman karet
dari klon-klon unggul adalah dengan menggunakan teknik okulasi (Setiawan dan
Andoko, 2005). Menurut Setyamidjaja (1993), salah satu hasil okulasi tanaman
karet adalah stum mata tidur
PTPN
VII merupakan perusahaan yang termasuk BUMN. PTPN VII membudidayakan tanaman
karet dengan berbagai klon, yaitu seperti klon PB 260, IRR 118, BPM 24, BPM 1 GT 1, RRIC 100, TUBU, POLYKLON, PR 107, PR 225,
RRIM 600, MIX, WR 261, TM 2 dan TM
8. Berdasarkan klon yang ditanam ada
yang termasuk ke dalam quick stater dan ada pula yang termasuk ke dalam slow
stater
1.2 Tujuan
Tujuan dari kunjungn ke PTPN VII ini adalah
1. Agar mahasiswa mngetahui klon yang
di tanam di PTPN VII
2. Mengtahui bagai mana pmbibitan yang
baik.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1
Bahan dan Alat
1. Alat tulis
2. Kertas pengamatan yang suda
disiapkan
3.
Kamera
v Waktu Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada 19 November 2014
v Tempat
Di PTPN VII Musi Landas
2.2
Cara Kerja
1. Pertama siapkan bahan dan alat yang
diperlukan
2. Ambil kertas contoh label untuk
pengamatan
3. Lalu amati apa saja yang ada d kebun
entres PTPN VII Nusantara
4. Kemudian amati dari jenis
tanaman,varietas, dan lain sebagainya
5. Setelah itu catat hasil yang kita
amati tadi dan di tulis dalam contoh label
6. Dan yang terakhir abadikan hasil
pengamatan kita tadi dengan kamera
BAB III
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Klon IRR
118 Klon
PB 260
Isi barisan 310 bibit karet Isi barisan 318
bibit karet
Tanggal
tanam 25 -06-2014 Tanggal
tanam 04-07-2014
SERTIFIKASI
DALAM BENTUK MATA TEMPEL, BAHAN SAMBUNG ATAU STEK
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknologi Benih)
Nama : Debi Setyawan
NPM : 147215010
Hari/tanggal : 29 – 11 - 2014
PTPN
VII MUSI LANDAS
MATA
TEMPEL/STEK
1.
Nama Produsen : PTPN
VII
2.
Alamat : MUSI LANDAS
3.
Nomor Induk : -
4.
Jenis Tanaman :
Tanaman Karet
5.
Varietas :
IRR 118
6.
Kelas Benih : -
7.
Jumlah Mata Tempel/Bahan : 1 ( satu )
Sambung/Stek
8.
Tanggal Tanamam : 25 – 06
- 2014
9. Catatan
: bibit
yang siap di tanam dapat di lihat dari
daun ujung,jika daun ujung masih muda maka bibit tersebut belom siap di
tanamam,jika
daunnya sudah tua maka bibit siap tanam
10. Masa
Berlaku Label :
PTPN
VII MUSI LANDAS
BENIH OKULASI ATAU GRAFTING
1. Nama
Produsen :
PTPN VII
2. Alamat :MUSI
LANDAS
3. Nomor
Induk :-
4. Jenis
Tanaman :
Tanaman Karet
5. Varietas : PB
260
6. Kelas
Benih :-
7. Jumlah
Mata Tempel/Bahan : 1 ( satu)
Sambung/Stek
8. Tanggal
Tanam : 04 –
07 - 2014
9.
Catatan :
Daya tumbuh bibit di pengaruhi
Faktor lingkungan
Dan perawatan.
10. Masa
Berlaku Label :
3.2 Pembahasan
Karet merupakan salah satu komoditas ekspor non migas
yang sangat penting karena sangat di butuhkan oleh masyarakat. Sebagai salah
satu komoditas perkebunan, karet berperan dalam pembangunan nasional karena
menghasilkan sumber devisa bagi negara. Selain karet juga dapat meningkatkan
pendapatan petani serta membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat.
Produktivitas yang telah dicapai oleh
perkebunan karet di Indonesia saat ini harus terus ditingkatkan dan
dipertahankan dengan suatu pengelolaan yang baik seperti pada kegiatan
pemeliharaan dan pembibitan karet.
Kegiatan pemeliharaan karet antara
lain meliputi pengendalian gulma dan pemupukan, Pengendalian
gulma di lakukan guna untuk menekan pertumbuhan gulma pada lahan perkebunan,
yang bertujuan untuk mempermudah proses perawatan dan produksi pada lahan
perkebunan karet Serta mengurangi adanya persaingan dalam memperoleh unsur hara
pada tanah.
Pengendalian gulma terdiri dari dua
macam yaitu secara manual dan secara khemis, secara manual gulma yang ada di
lahan pertanian di cabut menggunakan tangan atau di cangkul menggunakan cados,
sedangkan Pengendalian gulma secara khemis telah umum dilakukan
di perkebunan. Dengan pengaplikasian herbisida maka gulma yang mati disekitar
tanaman tidak terbongkar keluar sehingga bahaya erosi dapat ditekan sekecil
mungkin dan juga dapat dihindari kerusakan perakaran akibat alat-alat
mekanis disamping pekerjaan pengendalian dapat diselesaikan dalam waktu yang
lebih cepat dibanding membabat atau mengkikis (Anonim,2012).
a.
Iklim
a) Suhu udara yang baik bagi
pertumbuhan tanaman antara 24-28 derajat C.
b) Kelembaban tinggi sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman karet.
c) Curah hujan optimal antara 1.500-2.000 mm/tahun
d) Tanaman karet memerlukan lahan dengan penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
b) Kelembaban tinggi sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman karet.
c) Curah hujan optimal antara 1.500-2.000 mm/tahun
d) Tanaman karet memerlukan lahan dengan penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
b.
Media Tanam
- Hasil karet maksimal didapatkan jika ditanam di tanah subur, berpasir, dapat melalukan air dan tidak berpadas (kedalaman padas yang dapat ditolerir adalah 2-3 meter).
- Tanah Ultisol yang kurang subur banyak ditanami tanaman karet dengan pemupukan dan pengelolaan yang baik. Tanah latosol dan aluvial juga dapat ditanami karet.
- Keasaman tanah yang baik antara pH 5-6 (batas toleransi 4-8)
c.
Penyiapan Benih
Biji karet diambil dari
tanaman karet berumur 10 tahun di kebun induk khusus atau kebun di areal
produktif. Biji yang akan dijadikan benih harus memantul, mengkilat, dan
bobotnya tinggi (berat). Benih disimpan di dalam cold storage 7-10 derajat C
agar dapat tahan sampai 2 bulan. Untuk pengiriman jarak jauh, benih dengan
kesegaran minimal 70% dicampur dengan serbuk gergaji lembab (1:1) atau dicampur
sphagnum (1,25 kg sphagnum/2500 benih). Benih dan medianya dimasukkan ke dalam
kantung plastik yang dilubangi oleh perforator (isi kantung plastik 2.000
benih). .
d.
Pembibitan
Areal pembibitan mempunyai solum
yang tebal, lahannya datar dan dekat sumber air. Pengolahan tanah dilakukan
sebelum tanam. Bibit ditanam dalam jarak
tanam (dalam susunan segitiga) yang tergantung dari umur bibit dan jenis bibit:
a) Bibit satu tahun: 35 x 35 x 50 cm, jumlah bibit= 34.080 bibit/ha
b) Bibit dua tahun: 45 x 45 x 50 cm, jumlah bibit= 17.664 bibit/ha
a) Bibit satu tahun: 35 x 35 x 50 cm, jumlah bibit= 34.080 bibit/ha
b) Bibit dua tahun: 45 x 45 x 50 cm, jumlah bibit= 17.664 bibit/ha
e.
Pengolahan Media Tanam
Terdapat dua macam penanaman
karet: (1) penanaman ulangan setelah tanaman pertama tidak ekonomis lagi
(replanting) dan (2) penanaman baru (new planting).
Di bawah ini akan
diuraikan pengolahan tanah untuk penanaman baru:
- Membabat tanaman yang tumbuh, dimulai dari tanaman yang kecil kemudian pohon besar.
- Pembasmian alang-alang dengan herbisida jika diperlukan
- Tanah dibongkar dengan cangkul/traktor sehingga sisa akar terangkat.
- Membersihkan sisa akar dari dalam tanah dan permukaan tanah.
- Biarkan tanah sampai tidak ada tanda-tanda bahwa alang-alang akan tumbuh lagi.
- Pembuatan teras untuk tanah dengan kemiringan > 10 derajat. Lebar teras minimal 1,5 dengan jarak antar teras tergantung dari jarak tanam.
- Pembuatan kotak (kotak kayu panjang) pada tanah landai. kotak berguna untuk menampung tanah yang tererosi. Jika sudah penuh isi kotak dituangkan ke areal di sebelah atas kotak.
- Pembuatan saluran penguras dan saluran pinggiran jalan yang sesuai dengan kemiringan lahan dan disemen.
- Pembuatan jalan.
Dalam pembibitan tanaman karet di PTPN VII Musi Landas
menggunakan system bibit okulasi yang sudah siap tanam di lahan penanaman. Ada
tiga bahan tanaman yang harus dilakukan di pembibitan yaitu sebagai
berikut: batang bawah ( root stoct ), entres/batang atas (budwood ) dan okulasi
(grafting ) pada penyiapan bahan tanam.
Pembibitan yang
ditanam di PTPN VII menggunakan pembibitan secara okulasi yaitu okulasi hijau
yakni bibit sudah berumur sekitar 4-8 bulan. Hal ini, dilakukan agar dapat
memperkokoh batang bawah agar akar tidak roboh saat nantinya akan menopang
batang atas yang kemungkinan lebih besar.
Klon yang
ditanam di PTPN VII Musi Landas merupakan Klon PB260 dan Klon IRR 118 yang
kesemuanya merupakan kelas benih quick starter yaitu pertumbuhannya cepat. PB
260 juga merupakan satu dari beberapa varietas klon tanaman karet penghasil
getah yang direkomendasikan sebagai klon karet unggul periode 2010 sampai
dengan 2015. Disamping itu bibit karet klon PB 260 ini juga mempunyai kelebihan
dari sisi produksi getah karet yang dihasilkan pada proses penyadapan jika
dibandingkan dengan jenis klon lainnya. PB 260 dinilai mempunyai tingkat
produktivitas getah karet yang paling tinggi. Potensi Produksi getah karet yang
dihasilkan PB 260 mulai bisa dideres pada rata-rata umur 5 tahun. Bahkan
dikalangan petani karet tradisional di daerah Sembawa mulai menyadap pada
rata-rata umur 4 tahun dengan tingkat pemeliharaan standar. Sedangakan
Varietas IRR 118 adalah klon karet unggul Generasi ke Empat (G-IV) yang
dihasilkan oleh Pusat Peneletian Karet.
Keunggulan utama dari IRR 118 ini adalah matang sadap
lebih cepat (umur <4>200 m3/ha).Hasil pengujian menunjukkan bahwa IRR 118
secara nyata lebih unggul dari klon karet terbaik dan terpopuler saat ini yaitu
PB 260. Secara perbandingan, IRR 118 dapat disadap 6 bulan lebih, produksi
lateks 15% lebih tinggi, produksi kayu 30% lebih tinggi. Klon 118 tidak peka
luka sadap dan tidak perlu diberi stimulan dalam penyadapan sehingga sangat
sesuai untuk pengembangan karet rakyat. Hasil evaluasi di lapang menunjukkan
bahwa, pertumbuhan lilit batang klon IRR 118cukup jagur, pertambahan lilit
batang di saat TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) rata-rata 14,3 cm/th dan di
saat TM (Tanaman Menghasilkan) yaitu 4,6 cm/th. Berdasarkan atas laju
pertumbuhan klon IRR 118 pada saat TBM dan TM, maka klon tersebut
dimasukkan ke dalam kelompok klon penghasil lateks dan kayu. Rata - rata
produksi lanjutan IRR 118 ( tahun sadap 4 sampai dengan 9) sebesar 2.777
kg/ha/th. Total produksi lateks yang dihasilkan hingga tahun sadap ke-9 adalah
22.5 ton karet kering kg/ha; atau 15% di atas klon pembanding PB 260 (2.409 kg
ha/th). Mutu lateks dan sifat karet IRR 118 tergolong cukup baik dan memenuhi
permintaan pasar. Dari lateks IRR 118 dapat dihasilkan dari klon RSS,
SIR-Medium 3 CV, SIR-3L, SIR-5, dan SIR-10/20. Ketahanan terhadap penyakit daun
Corynespora dan Collethotrichum cukup baik. Adaptabilitas klon IRR 118 cukup
2500 lebih stabil di beberapa daerah dengan curah sedang (1800 - 2500 mm/th),
basah ( mm/th), dan relatif kurang curah hujan (<1800 mm/th).
Langkah
Okulasi
A. Penyiapan
batang bawah atau root stoct (Understum )
kami hanya menerima materi dari sinder tentang penyiapan
batang bawah. Materi yang telah disampaikan oleh bapak Iman Tajiman selaku
sinder afdeling pembibitan adalah, langkah awal kegiatan pembibitan karet
adalah menyiapkan batang bawah yang berasal dari biji tanaman karet.
Dalam penyiapan batang bawah ini meliputi kegiatan seleksi biji yang
digunakan sebagai benih, penyemaian, penanaman kecambah, pemeliharaan,
okulasi dan bongkar. Pembibitan batang bawah dilakukan ± 1,5 tahun agar bisa di
okulasi coklat, untuk okulasi hijau dilakukan pada umur dibawah 1 tahun
B. Menyiapkan Batang Atas (Grafting )
Klon karet yang akan dijadikan batang atas dipilih sesuai
dengan iklim disetiap wilayah. Berkaitan dengan penyiapan batang atas ini ada
beberapa istilah yang harus diketahui dan dipahami , yaitu : kayu okulasi, mata
tunas, perisai dan jiwa.
C. Kayu Okulasi
Kayu okulasi yang sering disebut dengan batang atas
merupakan tunas atau dahan muda yang memiliki mata tunas prima sebagai bahan
utama kegiatan okulasi. Kayu okulasi bisa diambil dari pohon induk atau dari
tanaman karet ditanam secara khusus untuk menghasilkan kayu okulasi. Batang
atas yang diambil dari kebun khusus ini bisa dikirim ke kebun-kebun pembibitan
yang tidak memiliki kebun batang atas. Caranya, batang atas dipotong sepanjang
100 cm ( 1 Meter ) dan kedua ujungnya di olesi paraffin atau di celupkan
kedalam lilin yang sedang meleleh agar tidak terjadi penguapan.
D. Mata Tunas
Mata tunas adalah bagian tanaman batang atas yang akan
diokulasikan dengan batang bawah. Mata tunas ini setelah disatukan dengan
batang bawah akan tumbuh menjadi tanaman karet baru. Mata tunas ini terdapat di
sepanjang kayu okulasi, semakin muda kayu okulasi maka semakin terlihar jelas
mata tunasnya. Ada tiga mata tunas pada tanaman karet, yaitu mata daun, mata
sisik dan mata bunga. Mata daun dan mata sisik akan tumbuh menjadi batang
karet, sedangkan mata bunga akan menjadi bunga. Oleh karena itu, mata tunas
yang dapat dipakai sebagai mata tunas hanya mata daun dan mata sisik. Ketiga
jenis mata tunas ini bentuknya hamper sama. Cara membedakannya adalah dengan
melihat letaknya. Mata daun dan mata sisik agak jauh dari bekas kaki daun yang
telah gugur dan mata bunga terletak berdekatan dengan bekas kaki daun yang
telah gugur.
Persyaratan Okulasi
Setelah batang bawah dan batang atas siap, kegiatan okulasi
bisa dilaksanakan. Beberapa prinsip dasar yang harus dimengerti agar okulasi
berhasil sebagai berikut :
1.Batang
bawah tidak dalam keadaan flash.
2.Batang
bawah dan entres umurnya sama.
3.Lilit
batang bawah sudah besar dari 10 cm.
4.Okulasi
dilakukan pada bulan basah antara bulan November sampai Januari.
5.Kedua
lapisan cambium, yaitu cambium batang bawah dan perisai harus menyatu dan tidak
boleh teraba jari, terkena kotoran atau keringat, serta terbuka terlalu lama.
Ketika keduanya ditempelkan tidak boleh mengalami pergeseran sedikitpun.
6.Tidak
dianjurkan untuk mengokulasi pada batang bawah dalam keadaan basah.
7.Peralatan
atau pisau okulasi harus tajam dan bersih atau steril.
8.Pekerja
yang mengokulasi harus dalam keadaan bersih atau steril.
9.Pekerja
harus teliti dan sabar.
Jenis
okulasi
Okulasi ada 2 macam yaitu okulasi coklat dan okulasi hijau.
Okulasi coklat dilakukan pada saat batang bawah sudah berumur ± 9-18 bulan,
sedangkan okulasi hijau dilakukan pada saat batang bawah sudah berumur ± 5-8
bulan. Okulasi dilakukan pada bulan Januari karena karet yang ingin di okulasi
daun pucuk sedang tua. Okulasi ke-2 dilakukan 3 minggu setelah okulasi
periksa 1 (satu). Periksa 1 atau buka plastic dilakukan setelah 3 minggu dari
okulasi, periksa 2 dilakukan 1 minggu setelah periksa 1. Setelah selesai
periksa 2 dilakukan penyesuaian okulasi. Untuk okulasi coklat kulit sudah
berwarna coklat dengan diameter 1,5 cm. Batang atasnya berasal dari kebun
entres berwarna hijau kecoklatan, berbatang lurus dan beberapa tunas dalam
keadaan tidur. Sedangkan okulasi hijau kulitnya masih berwarna hijau dengan
diameter 1-1,5 cm. Batang atasnya berumur 1-3 bulan setelah pemangkasan dan
berwarna hijau.
Pembibitan
kebun Entres
Pembibitan kebun entres merupakan suatu hal yang harus di
lakukan karena kebun entres akandigunakan sebagai bahan dalam okulasi. Dalam
penanaman kebun entres harus sesuai dengan klonnya dan dalam blok yang sama.
Klon kebun entres yang di tanam di PTPN VII Musi Landas adalah jenis PB 260, IRR 118, RRIC 100, namun yang banyak
digunakan sekarang adalah PB 260 dan IRR 118. Jarak tanam untuk kebun
entres di kebun adalah 1 x 1 M, dengan luas
lahan ± 10 ha. Kebun entres ini juga harus dirawat baik dari penunasan
sampai pembentukan cabang atau tunas yang akan dijadikan sebagai calon batang
entres. Kebun entres harus terletak didekat dengan sumber air, jauh dari
binatang ternak, bebas dari hama dan penyakit
Klon yang di tanam
a. PB
260
Penanaman bibit karet klon PB 260 memang mempunyai
keunggulan. PB 260 sendiri merupakan klon karet unggul penghasil getah yang
dikeluarkan dari hasil penelitian badan penelitian tanaman karet Malaysia. PB
sendiri merupakan singkatan dari Perang Besar yang merupakan nama salah satu
daerah di Malaysia.
PB 260 juga merupakan
satu dari beberapa varietas klon tanaman karet penghasil getah yang
direkomendasikan sebagai klon karet unggul periode 2010 sampai dengan 2015.
Disamping itu bibit karet klon PB 260 ini juga mempunyai kelebihan dari sisi
produksi getah karet yang dihasilkan pada proses penyadapan jika dibandingkan
dengan jenis klon lainnya. Berikut ini tabel yang menunjukan perbandingan
tingkat produksi getah karet dari semua jenis klon bibit karet (Sumber :
Chairil Anwar, Balai Penelitian Sembawa).
PB 260 mempunyai tingkat produktivitas getah karet yang
sangat tinggi. Potensi Produksi getah karet yang dihasilkan PB 260 mulai
bisa dideres pada rata-rata umur 5 sampai dengan 15 tahun umur sadap.
Bahkan dikalangan petani karet tradisional di daerah saya mulai menderes pada
rata-rata umur 4 tahun.
petani
karet sebelitak menyediakan bibit karet klon PB 260 dengan harga yang relatif
lebih rendah namun tetap mengedepankan kualitas dan keasliannya
Kelebihan
Bibit Karet klon (tempel) PB 260
1.
Harga lebih murah
2.
Mempunyai tingkat produktivitas getah karet yang sangat tinggi.
3.
Mulai bisa dideres pada rata-rata umur 5
b. IRR 118
Varietas IRR 118 adalah klon karet unggul
Generasi ke Empat (G-IV) yang dihasilkan oleh Pusat Peneletian Karet.
Keunggulan utama dari IRR 118 ini adalah matang sadap lebih cepat (umur
<4>200 m3/ha).Hasil pengujian menunjukkan bahwa IRR 118 secara nyata
lebih unggul dari klon karet terbaik dan terpopuler saat ini yaitu PB 260. Secara
perbandingan, IRR 118 dapat disadap 6 bulan lebih, produksi lateks 15% lebih
tinggi, produksi kayu 30% lebih tinggi. Klon 118 tidak peka luka sadap dan
tidak perlu diberi stimulan dalam penyadapan sehingga sangat sesuai untuk
pengembangan karet rakyat. Hasil evaluasi di lapang menunjukkan bahwa, pertumbuhan
lilit batang klon IRR 118 cukup jagur, pertambahan lilit batang di saat TBM
(Tanaman Belum Menghasilkan) rata-rata 14,3 cm/th dan di saat TM (Tanaman
Menghasilkan) yaitu 4,6 cm/th. Berdasarkan atas laju pertumbuhan klon IRR 112
pada saat TBM dan TM, maka klon tersebut dimasukkan ke dalam kelompok klon
penghasil lateks dan kayu. Rata - rata produksi lanjutan IRR 118 ( tahun sadap
4 s.d 9) sebesar 2.777 kg/ha/th. Total produksi lateks yang dihasilkan hingga
tahun sadap ke-9 adalah 22.5 ton karet kering kg/ha; atau 15% di atas klon
pembanding PB 260 (2.409 kg ha/th). Mutu lateks dan sifat karet IRR 118
tergolong cukup baik dan memenuhi permintaan pasar. Dari lateks IRR 118 dapat
dihasilkan dari klon RSS, SIR-Medium 3 CV, SIR-3L, SIR-5, dan SIR-10/20.
Ketahanan terhadap penyakit daun Corynespora dan Collethotrichum cukup baik.
Adaptabilitas klon IRR 118 cukup 2500>stabil di beberapa daerah dengan curah
sedang (1800 - 2500 mm/th), basah ( mm/th), dan relatif kurang curah hujan
(<1800 mm/th).
IRR 118 juga merupakan
satu dari beberapa varietas klon tanaman karet penghasil getah yang
direkomendasikan sebagai klon karet unggul periode 2010 sampai dengan 2015.
Berikut ini tabel yang menunjukan perbandingan tingkat produksi getah karet
dari semua jenis klon bibit karet
BAB IV
HASIL KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan dapat di simpulkan bahwa :
·
Dari
hasil okulasi dapat menghasilkan klon-klon karet unggul sebagai penghasil
lateks dan penghasil kayu. Klon‐klon unggul, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 104, dan
IRR 118
·
Bibit
karet berkualitas tinggi didapatkan dengan teknik perbanyakan dengan okulasi.
Klon PB260, IRR118, RRIC100 dianjurkan sebagai batang atas dan bibit dari biji
karet klon PB20, GT1, dan RRIC100 sebagai batang bawah yang diambil dari pohon
berumur lebih dari 10 tahun. Kayu okulasi dapat diperoleh dengan cara memotong
ranting-ranting pohon induk tanaman karet. Dalam waktu 1-2 tahun ketika
tunas-tunas baru sudah muncul dan dapat dijadikan sebagai kayu okulasi.
·
Klon
yang di tanam di PTPN VII IRR 118 dan PB 260
·
Keunggulan
Bibit yang di tanam di PTPN VII adalah kualitas karet dan umur sadap karet yan
lebih cepat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
C. 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Medan(ID).Pusat
penelitian Karet.
Damanik
S, M. Syakir, Made Tasma, dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca Panen
Karet. Bogor (ID) : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Hendaryono,
D.P.S dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur, Pengenalan Dan Petunjuk
Perbanyakan Secara Vegetatif.Yogyakarta (ID):Kanisius.
Janudianto,
Prahmono A, Napitupulu H, dan Rahayu S. 2013. Panduan budidaya karet
untuk petani skala kecil. Rubber cultivation guide for small-scale
farmers. Lembar Informasi AgFor 5. Bogor, Indonesia. Bogor (ID): World
Agroforestry Cebtre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program
Simanjuntak,
Faddalena. 2010. Teknik Okulasi Karet. Medan(ID): Balai Besar Perbenihan
dan Proteksi Tanaman Perkebunan.
Tim
Penulis PS. 2007. Karet: Budidaya dan pengolahan, Strategi Pemasaran.
Jakarta(ID): Penebar Swadaya.
PRAGMATIC138 Casino in New Orleans, LA - Mapyro
BalasHapusFind and compare the 아산 출장샵 cheapest and 포항 출장마사지 quickest ways to get from PRAGMATIC138 Casino 목포 출장안마 to Casino 제주 출장샵 at the 삼척 출장마사지 Crossway.