PENGOLAHAN TANAH DAN PENYIAPAN MEDIA TANAM
(Laporan
Praktikum Mata Kuliah Kesuburan Tanah)
OLEH
NAMA
: DEBI SETYAWAN
NPM : 147215010
KELAS
: 1.a PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN
PDD POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI
BANYUASIN
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan akumulasi tubuh alam
bebas, yang menduduki sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan
tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula.Tanah sangat penting
karena tanah merupakan tubuh atau tempat tanaman hidup, sebagai sumber hara
tanaman dan penyedia air dan udara serta tempat tegaknya tanaman. Tanah
merupakan bahan yang kompleks yang terdiri dari fase padat, cair dan gas dan
diantara bahan padat yang ada di dalam tanah terdapat ruangan yang berisi bahan
cair atau bahan gas yang di pengaruhi temperatur, tekanan udara dan sinar
matahari.
Tanah memegang peranan penting dalam
usaha pertanian oleh karena itu perlu adanya pengetahuan khusus tentang hal itu
untuk dapat mengelola tanah dengan baik. Karena dari penentuan tanah dengan
benar dapat ditentukan jenis tanaman yang sesuai dengan lahan tersebut.
Penentuan tanah dapat dilakukan dengan analisis sifat tanah, baik dari sifat
kimia maupun sifat fisikanya dan juga sifat biologi dari tanah tersebut. Karena
dari dasar sifat tersebut memiliki karakteristik tanah yang berlainan dan perlu
perlakuan pengolahan yang berbeda pula.
Dalam mengkaji ilmu tanah, antaranya
adalah fisika,biologi (isolasi bakteri serta jamur dan omission test) dan kimia
tanah. Fisika tanah mempelajari sifat-sifat fisik tanah, meliputi kadar lengas
tanah, tekstur, struktur, kemantapan agregat, dan konsistensi. Sedangkan kimia
tanah meliputi bahan organik, rekasi tanah (pH), kejenuhan basa (KB), dan
kapasitas pertukaran kation (KPK). Dengan mengetahui sifat fisika dan kimia
tanah, maka dapat ditentukan pola pengelolaan tanah yang tepat akan
meningkatkan kesuburan tanah.
Jagung
manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk
perkotaan, karena rasanya yang enak dan manis banyak mengandung karbohidrat,
sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung
yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien (Sudarsana, 2000).
Tanaman
jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan
tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara
kuantitatif maupun kualitatif. Lingga dan Marsono (2001) menyatakan bahwa,
pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman.
Berbagai
upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis. Salah
satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat ditempuh dengan
pemberian pupuk dan pengaturan jarak tanam. Pupuk terbagi menjadi dua
macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan Jumiati, 2003).
Pupuk
organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses
dari rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai
bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah
(Suriadikarta dan Simanungkalit, 2006 ).
Pemupukan
melalui tanah kadang–kadang kurang bermanfaat, karena berbagai unsur hara telah
larut lebih dahulu dan hilang melalui air perkolasi atau mengalami fiksasi oleh
koloid tanah sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Upaya yang dapat
ditempuh agar pemupukan lebih efektif dan efesien adalah dengan cara
menyemprotkan larutan pupuk melalui daun tanaman.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
a.
Mengetahui
kreteria tanah yang baik untuk media tanam dalam kolibag.
b. Untuk mengetahui cara pengolahan tanah
yang baik dan penyiapan media tanah
BAB
II
METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan
Alat
1. benih
jagung manis bisi sweet
2. pupuk N,
P, dan K(sebagai pupuk dasar),
3. air secukupnya
4. polibeg 10 kg
5. tanah yang di beri bokasi
6. cangkul
v Tempat
Praktikum ini
dilakukan di lahan Akademi Komunitas Negeri Banyuasin
2.2 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Isi polibeg dengan tanah yang
dicampuri dengan bokasi,isi sampai polibeg padat
3. Biarkan selama 1 minggu kemudian tahap
berikutnya buat 4 lubang pada polibeg tersebut,1 untuk benih dan 3 lainnya
untuk pupuk
4. Kemudian tanam benih tersebut ke
lubang yang sudah disiapkan, jangan terlalu dalam karena untuk memudahkan benih
tumbuh
5. Beri pupuk pada lubang yang disiapkan
dengan ukuran 1gram/polibeg
6. Kemudian di siram dengan air
secukupnya, jangan terlalu jenuh karena unsur hara di dalam tanah tersebut
dapat hilang
7. Dan yang terakhir foto hasil kegiatan
kita tersebut
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
Tanah di campur dengan kompos bokasi
Tanah di masukan dalam kolibag
Tanah yang berisi bibit jagung
3.2 Pembahasan.
A. PENYIAPAN
LAHAN
Dilihat
dari klasifikasi lahan praktikum, lahannya mengandung tanah yang sangat kering
atau keras, sehingga lahan tersebut bisa disebut lahan kering atau tanah tadah
hujan. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah sanitasi atau peyiangan yang
bertujuan untuk membuang rerumputan dan sejenisnya yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara membuang rerumputan dan
yang lainya dibuang dengan menggunakan cangkul,sabit,parang dan menggunakan
mesin pemotong rumput kemudian rumput yang sudah terkumpul dibakar. salah satu
kegiatan penyiapan lahan untuk tanaman jagung adalah pengolahan tanah.
Pengolahan tanah bertujuan untuk memoerbaiki kondisi tanah menjadi gembur
sehingga pertumbuhan akar tanaman menjadi mksimal. Selain itu akan mematikan
bibit penyakit. Dan pengolahan tanah juga dapat memperbaiki tekstur tanah,
memperbaiki sirkuasi udara dalam tanah, sera mendorong aktifitas mikroba tanah
dan membebaskan unsure hara dalam tanah. Bila dalam kondisi bebas, unsure hara
dengan mudah dapat diambil oleh akar tanaman.
Tanah
diolah pada kondisi lembab, tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah
digemburkan hanya diolah secara umum .melalui pengolahan tanah drainse dan
aerasi yang kurang baik mrnjadi lebuh baik.Adapun Cara pengolahan tanah adalah
pembukaan lahan, persiapan lahan, dan pembentukn saluran drainse. pada lahan
kering tergantung kondisi lahan. Secara umum, pengolahan tanah dilahan kering
dapat dilakukan secara sempurna, dan tanpa pengolahan tanah. (zero tillage
).
1.
Pengolahan secara sempurna
Pengolahan dilakukan pada tanah yang berat (tanah tadah hujan)
Tanahny a tidak terlalu kering atau terlalu basah sehingga mudah untuk
digemburkan.
Tanah dicangkul atau di bajak luas lahan berukuran 3x3 m gulma dan sisa
tanaman dibersihkan serta tanah digaru sampai rata
pengolahan tanah dilakukan seminggu sebelum tanam.
2. Tanpa pengolahan tanah
Pengolahan dilakukan pada lahan yang bertekstur ringan dan lahan yang
kekurangan air atau saat musim kemarau dengan tujuan menghindari penguapan
berlebihan
Tanah hanya dicangkul untuk lubang tanam.
Pada lahan perlu diberi mulsa untuk mengatasi erosi dan menekan gulma serta
untuk mengurangi penguapan air dari dalam tanah.
Tanah
bekas pertanaman yang terkontaminasi peyakit atau serangan hama,gulma perlu
dilakukan pembakaran sisa-sisa tanaman. Pengolahan tanah dilakukan sampai
beberapa kali. Setiap perlakuan pengolahan , tanah dibiarkan terjemur
beberapa hari untuk mematikan bibit penyakit.
Untuk
mencegah kekurangan air , lahan penanaman dapat diberi mulsa dari
jerami atau sisa tanaman lain. Sebaliknya, untuk mengantisipasi agar lahan
tidak tergenang air, terutama saat musim hujan perlu dibuat saluran
air.
B. PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah adalah memecahkan
gumpalan-gumpalan tanah menjadi butiran-butiran tanah yang lebih halus dan
gembur serta mengatur permukaan tanah sehingga sesuai untuk ditanami.
Maksud pengolahan tanah adalah untuk
memperbaiki struktur tanah. Biasanya dari struktur masif atau pejal menjadi
struktur yang dikehendaki atau sesuai dengan tujuan penanaman. Struktur tanah
yang dikehendaki sesuai dengan tujuan penanaman antara lain struktur remah
yaitu untuk tanah yang datar dengan curah hujan sedang, struktur gumpal kecil
untuk tanah yang curah hujannya agak tinggi dengan temperatur agak panas,
struktur gumpal besar untuk tanah dengan curah hujan tinggi dan suhu panas
serta tanahnya akan mengalami granulasi sendiri, dan struktur lumpur untuk tanah-tanah
sawah agar perkembangan akar dan penyebaran hara atau pupuknya lebih merata.
Prinsip
dasar pengolahan tanah antara lain :
1.
Dengan
alat tertentu massa tanah pecah menjadi bentuk gumpal atau sampai dengan butiran (terjadi perubahan fisik atau struktur),
2.
Perubahan
struktur akan memperbaiki porositas dan konsistensi tanah,
3.
Meningkatkan
komposisi dan oksidasi, dan
4.
Meningkatkan
kepekaan erosi.
Secara keseluruhan pengolahan tanah
bertujuan (Aak : 1983) :
1.
Meningkatkan
sifat-sifat fisik tanah yaitu menjamin memperbaiki struktur dan porositas,
sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi seimbang yang berarti
cepat basah dan cepat mengering dalam artian untuk kehidupan tanaman, begitu
pula peredaran udara menjadi optimal yang berarti akan menjamin aktifitas
biologi menjadi optimal pula,
2.
Pertumbuhan
tanaman menjadi baik, dan
3.
Mempermudah penggunaan pupuk dan obat-obatan di dalam tanah.
Suatu tanah dikatakan
produktif maka tanah haruslah mempunyai syarat kesuburan tertentu yang
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman, namun tanah subur tidaklah selalu
berarti produktif. Tanah yang subur akan produktif bila dikelola dengan tepat,
menggunakan teknik pengolahan dan jenis tanaman yang gayut.
Kesuburan tanah diberi batasan
sebagai mutu kemampuan suatu tanah untuk menyediakan anasir hara, pada takaran
dan keseimbangan tertentu secara sinambung, untuk menunjang pertumbuhan suatu
jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor pertumbuhan lainnya dalam keadaan
menguntungkan. (Mas’ud, Poerwowidodo :
1992)
Keadaan
tanah sebelum diadakan pengolahan tanah adalah berupa gumpalan-gumpalan tanah
yang besar dan keras. Tanah juga banyak terdapat batu-batu agak besar dan
sisa-sisa tanaman. Karena daerah atau tempat yang akan diolah tersebut tidak
begitu luas, maka pengolahan tanah dilakukan secara manual. Alat yang dipakai
untuk mengolah tanah ini adalah cangkul yang bentuk daunnya lebar.
Sistem
pengolahan tanah kali ini menggunakan sistem buruhan atau glebagan dalam.
Sistem ini bertujuan untuk membenamkan sisa-sisa tanaman. Pada prinsinya cara
pengolahan tanah dari sistem ini dimulai dengan membuat parit permulaan,
lebarnya kurang lebih 50 cm dan dalamnya kurang lebih 30 cm. Tujuan dari
pembuatan bedengan adalah untuk menghindarkan genangan sehingga setiap kelompok
mendapat petak tanah untuk diolah selebar 3 x 3 m. Dengan berdiri di atas
parit, kemudian kita mencangkul maju sambil mengisi parit dengan tanah hasil
cangkulannya. Dengan demikian, paritnya menjadi berpindah lebih maju. Dengan
cara demikian petakan tanah dapat diolah kemudian.
Petakan
tanah diolah atau dicangkul hingga tanah tidak lagi berbentuk gumpalan-gumpalan
besar dan keras. Sisa tanaman yang ada dibuang, begitu juga dengan batu-batu
yang ada. Karena sisa-sisa tanaman dan batu-batuan dapat menggangu perakaran
tanaman. Namun sisa-sisa daun dapat dijadikan sebagai pupuk hijau yang dapat
mengubah kandungan bahan organik didalam tanah.
Tanah
dicangkul hingga beberapa kali sampai mendapatkan struktur yang dikehendaki
yaitu struktur remah. Tanah diolah sampai berstruktur remah karena tanah akan
ditanami jenis sayuran yang mempunyai akar tidak tidak begitu kuat menembus
tanah untuk mencari zat hara dan bahan-bahan mineral.
Struktur
tanah harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Karena tiap
tanaman berbeda-beda dalam kecocokan struktur tanahnya. Jadi jangan sampai
tanaman tidak dapat melakukan proses fisiologisnya karena struktur tanah tidak
sesuai dengan perakaran tanaman. Apabila struktur tanah sesuai dengan jenis
tanaman maka tanaman akan dapat bekerja maksimal dan produksi tanaman akan
meningkat pula.
Tanah
didaerah tersebut datar, jadi tidak perlu dilakukan perlakuan yang spesifik
atau tidak perlu dilakukan konservasi tanah. Tanah dibuat agak cembung karena
pengairan tanah tersebut berasal dari hujan. Guna dibuat agak cembung tersebut
adalah bila terkena air hujan terus menerus tanah tidak becek tergenang air.
Bila tanah agak cembung, air hujan yang sudah tidak dapat diserap oleh tanah
akan mengalir ke tepi dan jatuh diparit-parit sehingga kelembaban tanah
terjaga.
Tanah yang
diolah adalah tanah latosol. Tanah latosol adalah tanah dengan kadar liat lebih
dari 60%, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan batas-batas
horizon yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan basa kurang dari
50%, umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horizon kambik Tanah ini berwarna
merah atau kuning, terutama di horizon B. Jika tidak mengalami erosi, tanah
permukaan sering berwarna coklat atau kelabu. Ini terjadi jika bahan induknya
basah. Erosi dapat terjadi di daerah yang dikerjakan, sehingga beberapa subsoil
berwarna merah cerah atau kekuningan masuk kedalam lapisan olah.
Latosol
mempunyai ciri khusus yang sangat meningkatkan drainase dalam (internal
drainage). Sifat lain yang menonjol dan penting ialah terbentuknya keadaan
granular. Lempung hidrat oksida tidak memiliki sifat liat dan kohesi yang
mencirikan lempung silikat di suatu daerah. Latosol pertukaran kationnya kecil
dibandingkan dengan tanah daerah sedang yang lain. Hal ini sebagian disebabkan
kurangnya bahan organik dan sifat hidrat oksida. Umumnya sangat kekurangan basa
yang dapat tertukar dengan unsur hara yang tersedia. Ini berarti bahwa tingkat
kesuburannya sangat rendah. Karena itu tanah darat akan cepat habis
kesuburannya.
Setelah
tanah diolah sedemikian rupa, petak tanah tersebut dapat ditanami dengan
tanaman yang akan dibudidayakan. Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan mempergunakan suatu
alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya,
ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Yang paling penting dalam
pengolahan tanah selain menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk
menjamin keseimbangan antara air, udara, dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan
tanah mutlak perlu guna menciptakan lingkungan yang cukup baik. (Kanisius : 1983)
Tujuan Umum Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dalam usaha
budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap
tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang
dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki
secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara tidak langsung.
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke
dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan (2)
Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah
dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan
tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya
antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah
tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa
tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan
mempercepat proses pembusukan.
Tujuan
pengolahan tanah pada hakekatnya terdiri dari berbagai pekerjaan modifikasi
tanah dalam perakaran tanaman yang secara langsung atau tidak langsung
bertujuan untuk memperbaiki daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan
hara, dan meningkatkan produksi. Pekerjaan ini meliputi usaha-usaha uang
bertujuan untuk (Arkin dan Taylor, 1981) :
1. Mengemburkan tanah untuk penetrasi
akar,
2.
Menimbun
residu (sisa-sisa) tanaman sebelumnya,
3.
Memperbaiki
lingkungan tanah agar sesuai untuk pertumbuhan benih atau bibit,
4.
Memperbaiki
infiltrasi air,
5.
Memperbaiki
aerasi tanah akibat perubahan struktur, dan Mengendalikan gulma.
Untuk mencapai tujuan pengolahan
tanah yang dikehendaki maka ada tanah yang diolah minimum dan dangkal tetapi
ada pula yang intensif dan dalam. Semua tindakan ini tergantung pada keadaan
dan tujuan penanaman, yaitu :
1.
Macam
tanaman yang ditanam,
2.
Jenis
tanah,
3.
Sifat
atau keadaan tanah,
4.
Topografi,
5.
Tanaman
penutup tanah, dan
6.
Sistem
pengairan.
BAB
IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
1. Pengolahan tanah dilakukan secara manual yaitu dengan mencangkul,
2. Tujuan pengolahan tanah adalah menciptakan struktur yang ideal, memberantas
gulma dan sisa-sisa tanaman untuk memperbaiki keadaan fisik tanah agar dapat
ditanami tanaman dan berproduksi optimal,
3. Pengolahan tanah mengunakan sistem buruhan dalam dengan sistem maksimum
tillage yang terdapat parit-parit sebagai irigasi dan drainase, dan
4. Tanah dibuat agak cembung untuk menghindari kelebihan air di tengah-tengah
tanah.
5. Pada praktikum pengolahan tanah, jenis tanah yang digunakan adalah tanah
latosol.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius :
Yogyakarta.
Hakim. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung :
Universitas Lampung.
Laktan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
Mas’ud, Poerwidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa :
Bandung.
Sarwono. 1992. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa
: Jakarta.
maaf mas kalau boleh ngasih masukan, background nya terlalu ramai jadi tulisan nya tidak bisa terbaca apalagi kalau tulisannya warna hitam.
BalasHapus